Minggu, 17 Juli 2016

Makassar Part 1: Kuliner Makassar

0

Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan


Touch down Makassar!

10 Januari 2016, sekitar pukul 11 malam (WITA tentunya) pesawat Lion Air Jakarta-Ujung Pandang yang delay ± 1 jam di Bandara Soekarno-Hatta mendarat mulus -seperti paha Mba-mba Korea- di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar.

Singkat kata singkat cerita, bertugaslah gue di Makassar selama ±3 bulan. Jangan tanya “kerja jadi apaan Sel disana?”, pokoknya kerja halal deh, nggak nyolong kok, apalagi nyolong uang rakyat. Cie!

Kesan pertama yang paling nancebhhh dihati tentang Makassar adalah ma-ka-nan-nya. Emang dasar tukang kuliner sih ya, jadi ya gitudeeeee. Kedua adalah tentang budaya/tradisi dan logat bicara native speaker-nya. Ketiga tentang tempat wisatanya. Let’s check this out, baby!

Daging Everyday? Siapa Takut!

Hampir setiap hari makan daging, cuy! Baiklah, untuk hal yang satu ini gue mau mengucapkan banyak terimakasih kepada klien yang udah jadi sponsor full gue dan tim di Makassar. Pada dasarnya gue adalah tipe manusia yang nggak susah kalo urusan makanan, nggak pilih-pilih lah istilahnya. Makan daging-dagingan bisa, sayur-sayuran oke, buah juga hajar aja, semua dimakan. Eitssss, tapi nggak makan temen lho ya!


Berikut ini adalah The Best Nine makanan kas Makassar yang sampai sekarang masih sering dirindukan:

1.    Pallubasa

Pallubasa Serigala plus Alas, finishing-nya pakai perasan jeruk nipis, srundeng, dan sambal. Nggak lupa nasinya sepiring.

Pallubasa Serigala (sering gue sebut Pallubasa Aliando, maklumlah korban sinetron televisi domestik) terletak di Jl. Serigala No. 54, Kec. Makassar, Sulawesi Selatan (based on Google, because pada waktu makan disana nggak perhatiin jalan). Mungkin karena terletak di Jl. Serigala makanya nama tempatnya Pallubasa Serigala. Kalo terletak di Jl. Anaconda Berbisa mungkin namanya jadi Pallubasa Anaconda Berbisa, hmmmm.

Fyi nama-nama jalan disekitar Jl. Ratulangi (hotel tempat menginap) itu pake nama-nama hewan, contohnya ya tadi itu Serigala, ada Jl. Badak, Rusa, Onta, Onta Lama, Singa, Kakatua, Tupai, Beruang, Buaya Buntung, Kadal Bunting, dan lain-lain.

Semacam sup, eh enggak deng, Pallubasa sepertinya masih satu keluarga sama Coto Makassar tapi lebih terasa rempah-rempah dalam kuahnya. Isian dalam Pallubasa juga beragam, ada daging sapi, usus sapi, hati sapi, dan otak sapi. Nah lucunya lagi pas pertama makan disini ditanya sama klien, “mau pakai Alas nggak, Sel?” Gue jawab aja mau. Kirain yang namanya Alas itu adalah alas mangkuknya, ternyata bukan, sodara-sodara! Alas adalah kuning telur mentah (bulat utuh, tapi bukan tahu bulat yang digoreng dadakan, anget-anget) yang dimasukkin dan disajiin dalam mangkuk pallubasa tersebut.

Ewhhhh! Salah pesen nih, dalam hati udah gerutu aja ngeri muntah pas makan karena kuning telur kan smelly-smelly gimana gituuuuuuh. Ternyata pas kuning telur dicampur ke kuahnya dan dimakan, Nyam! Enak, pake banget. Rasa rempah-rempah dikuahnya kuat banget, kayak jamu gitu tapi enak. Ditambah sambal, srundeng, dan jeruk nipis rasanya bakal tambah WOW.

Fyi lagi nih, rata-rata rumah makan di Makassar itu nyediain jeruk nipis secara cuma-cuma disetiap meja, kurang tahu deh kenapa begitu. Mungkin kurang enak dan kurang sedap kalo makanan nggak ditambah jeruk nipis, kayak lagunya Inul ‘bagai sayur tanpa garam kurang enak kurang sedap, dari itu Inul goyang. Hobah!!!’

Pernah sekali waktu kita lagi makan dimana gitu lupa, klien pesen es teh manis. Pas es teh manisnya dateng ditambahin perasan jeruk nipis ke es teh manisnya and he said “Begini caranya biar jadi lemon tea, kalo pesen lemon tea kan harganya lebih mahal (sambil pasang muka cool, seolah abis menemukan benua Eropa).” Iya juga ya!

2.    Coto Makassar
Coto Nusantara Makassar

Coto Makassar yang pernah gue datengin yaitu kedai Coto Nusantara di Jl. Merpati tepatnya dibelakang persis Bank Sulselbar. Apaan sih Coto-coto? Coto itu mungkin sejenis soto-sotoan, masih satu familia sama Soto Lamongan tapi ini kuahnya agak beda, warnanya kecoklatan tapi rasa rempah-rempahnya nggak terlalu strong kayak Pallubasa.

Masih disajikan dalam mangkuk kecil nan imut, isi dari Coto Nusantara ini juga daging sapi, jeroan, dan sejenisnnya. Dan teman pelengkap Coto ini adalah ketupat ukuran mini-mini alias kecil (disana disebutnya apa gitu lupa).

3.    Sop Konro
Sop Konro Bawakaraeng
Yummy! Beralamat di Jl. Gunung Bawakaraeng No. 146, Kec. Makassar, Sulawesi Selatan, kedai Sop Konro ini selalu dipenuhi pengunjung. Pas hari pertama ngantor, makan siangnya langsung kesini. Buat jadi opening kuliner khas Makassar, Sop Konro Bawakaraeng ngga bisa dianggap sepele. Apasiiiiiih!

Isian sop bisa pilih, ada daging, kikil, dan lain-lain. Karena selalu pesen daging jadinya foto diatas merupakan Sop Konro dengan isian daging dari tulang rusuk sapi, ini sih sok tau-nya gue aja dari rusuk sapi, soalnya panjang-panjang gitu tulangnya. Nggak mungkin kan itu tulang rusuknya dia, tulang rusuknya dia mah aku HAHAHAHAHA

4.    Sop Saudara

There’s no photo about Sop Saudara alias Brother Soup maybe because I really fokes to eat that.

Sop Saudara 11/12 sama Sop Konro, jadi yaudah gitu aja. Bye!

5.    Mie Awa’
6.    Mie Titi
7.  Mie Anto

Mie Awa’, Mie Titi, dan Mie Anto adalah nama-nama rumah makan yang berbeda, tetapiiiiiii makanan khas dari masing-masing rumah makan ini sama, yaitu mie kering warna kuning berukuran kecil dan tipis yang disiram kuah kental berisi potongan sawi, ayam, udang, dan cumi-cumi.

Pengunjung yg dateng dikasih saus warna orange (entah saus apa) satu orang satu pake piring kecil gitu, dan sambalnya pakai cabe rawit ijo kecil-kecil (tapi pedes) yang direndam pakai air (airnya juga gatau air apa, air cuka atau apa ya? No idea.)

Biasanya dapur untuk membuat mie kering ini berada diluar, jadi dapurnya bukan didalam dan kompor yang digunakan untuk memasak masih pakai tungku. Terus kenapa? Efek yang ditimbulkan dari tungku tersebut bisa dilihat dalam foto dibawah ini:
Lagi nunggu pesanan datang.
Ngana lihat? Asap everywhere~ berasa lagi pesen makanan terus tiba-tiba ada fogging DBD lewat. Posisi gue ini ada dipojok dalam dari rumah makan, dan tungkunya ada didepan (pojok belakang gue). Kalo Anda-anda yang punya asma akut, lebih baik take away aja, daripada terperangkap dalam ruang nostalgia kepulan asap kayak gini.

Baik Mie Awa’, Mie Titi, dan Mie Anto, semuanya selalu penuh pengunjung kalo jam makan malam, entah kalo jam-jam lainnya. Soalnya kalo ketempat-tempat ini selalu di jam makan malam. Tapi yang paling penuh dan crowded banget itu di Mie Anto karena Mie Anto ngga buka cabang ditempat lain, makanya selalu penuh dan antre sampe tumpe-tumpe.

Waktu gue kesitu aja sampe waiting list dulu didepan rumah makannya nunggu orang didalem selesai makan sambil ileran karena udah laper. Kalo Mie Awa’ dan Mie Titi mereka mempunyai cabang jadi nggak terlalu antre-antre banget kayak di Mie Anto.

8.    Ayam Goreng Sulawesi

Ayam Goreng Sulawesi Hasanuddin berlokasi di Jl. Sultan Hasanuddin 17, Makassar. Ayam goreng satu ini tekstur dagingnya beda sama ayam goreng biasa, agak kenyal-kenyal gimana gitu. Dan satu lagi, sambal cocol Ayam Goreng Sulawesi Hasanuddin itu endemik khas Makassar, jadi ditempat lain ngga ada. Pernah nanya sama klien resep sambal cocol ini buat dipraktekin dirumah, tapi merekapun yang orang asli Makassar nggak tahu apa aja bumbu-bumbunya, katanya pakai resep rahasia yang cuma ada di rumah makan Ayam Goreng Sulawesi aja. Awas tiati ada Plankton yang mau curi resep rahasianya.


9.    Nyuknyang Ati Raja

Kalo kalian lagi di Makassar coba datang ke alamat ini Jl. Gn. Merapi No. 170, Kota Makassar, Sulawesi Selatan buat icip-icip Nyuknyang dan makanan lainnya. Ati Raja sebenarnya adalah nama rumah makan, tapi yang paling terkenal dari rumah makan ini adalah Nyuknyang alias bakso khas Ati Raja yang satu porsi isinya lumayan banyak dan enak! Nggak sempet dan lupa foto Nyuknyang-nya, tapi ini salah satu foto kwetiau kuah yang pernah gue pesen di Ati Raja.
Eh salah. Ini yang udah kosong hahaha kayak kolam cupang ya kuahnya banyak.
Ini dia yang bener, Kwetiau Kuah Ati Raja yang satu porsi isinya buanyak banget (tapi abis).
Itu dia The Best Nine dari makanan khas Makassar. Next post masih tentang Makassar, so wait meh!

0 komentar:

Posting Komentar