“Nih Sel, baca!” Kata seorang teman –sebut
saja Doi (karena belum izin buat posting ini ke dia hehehe)-- sambil
menyodorkan dua buku bacaan. Satu warna hitam dan satu lagi warna hijau agak
kuning-kuning ngambang gitu. Si Doi demen banget sama buku yang
berbau-bau sastra, filosofi, politik, agama, pokoknya bukunya banyak banget
deh, sampe punya perpustakaan gitu di tempat kostnya. Gue selalu dapet pasokan
novel (bukan novel teenlit ala-ala) dari dia. Pernah sekali waktu nanya
gini,
“emang buku-buku diperpustakaan lu ada
yang baca?”
“Enggak. Hahahaha” dia jawab sambil
cengengesan.
“Lah terus buat apa dibeli?”
“Dibaca, abis itu kalo ada yang mau dikirim,
dipaketin.”
“Dikasih aja gitu?”
“Iya.”
Heol!!!!
Nggak mungkin ga ada yang baca. Btw dermawan
banget ya bagiin buku secara cuma-cuma. Hmmm. Tapi belum dermawan ah kalo belum
traktir gue Domino #kode #abaikan
Baiklah, lupakan tentang Doi.
Lanjut!
Balik lagi ke buku yang tadi dipinjemin
Doi, buku yang warna kuning catch my
attention banget. Cover depannya
gambar burung terbalik berwarna hitam daaaaaaaaaaaaaaan ada tulisan 21+ dicover bagian belakangnya. Nahloh,
untung udah #21PlusDikit hahaha. Belakangan setelah baca agak mau habis itu
buku, gue tau kenapa cover depannya gambar burung kebalik kayak udah mati gitu.
Itu karena tokoh utama yang bernama Ajo Kawir mempunyai “burung-yang-nggak-bisa-bangun” alias bobo cantik terus alias lemas tak bergairah alias mati suri.
Meeeeeeeeen! Ternyata ini novel agak
vulgar. Perdana nih baca yang beginian. Ssssstttttttt. Mamah maafkan aku t(-_-t)
Tapi jangan semata-mata dibaca dan
diresapi yang vulgar-vulgarnya aja, banyak sisi lain dari ke-vulgar-an itu
sendiri yang bisa diartikan positif, I
mean bisa jadi pembelajaran dalam hidup ini. Tsaaah!
A
novel by Eka
Kurniawan, lahir di Tasikmalaya tahun 1975. Ia menyelesaikan studi dari
Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (1999). (copy-paste dari halaman belakang buku
haha)
Menurut orang awam kayak gue tentang
novel filsafat seperti ini, cerita dalam novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas sangat unik dan penuh
makna. Mulai dari nama-nama tokoh yang unik, seperti Ajo Kawir, Iwan Angsa,
Paman Gembul, Budi Baik, Si Tokek, Si Macan, Si Kumbang, Si Lumba-lumba. Tapi
bohong! Nggak ada Si Lumba-lumba, soalnya dia lagi sibuk atraksi di Gelanggang
Samudera. Paanziiiii.
Pada awalnya tokoh utama yang bernama
Ajo Kawir diajak oleh sahabat karibnya yang bernama Si Tokek untuk menyaksikan
secara diam-diam wanita gila yang diperkosa oleh dua orang polisi yang tak
dikenal di sebuah rumah. Saat sedang asik mengintip tiba-tiba Ajo Kawir
terpeleset dan menyebabkan dua polisi tersebut memergoki Ajo Kawir yang
mengintip kegiatan mereka, sedangkan Si Tokek berhasil sembunyi dibalik
semak-semak. Disuruhlah Ajo Kawir masuk dan menyaksikan dua polisi itu
memperkosa Rona Merah (nama wanita gila tersebut) dihadapannya.
Dengan badan gemetar dan keringat
bercucuran karena takut setengah mati, Ajo Kawir terpaksa melihat adegan demi
adegan sampai kedua polisi itu selesai, tak disangka salah satu polisi juga menyuruhnya
untuk memperkosa Rona Merah. Sambil ditodongkan pistol ke arah kepalanya, Ajo
Kawir membuka celananya tetapi “burungnya” tidak bisa berdiri.
Semenjak kejadian itu, “burung” Ajo Kawir
tak lagi bangun. Berbagai cara dilakukan tetap tidak bisa membangunkannya,
sekalipun ia menikah dengan seorang gadis yang bernama Iteung.
Sebelum menikah, saat-saat PDKT lah istilah bekennya, ada satu part dimana Iteung terang-terangan bilang kalo dia suka sama Ajo Kawir, pas ujan lagi bilangnya. Drama
banget nggak tuh. Tapi ditolak sama Ajo Kawir, alasan utamanya karena Ajo Kawir
ga mau ngecewain Iteung kalo nanti mereka nikah ternyata, surprise! Si burung
nggak bisa bangun. Ajo Kawir nggak bilang yang sebenarnya pada Iteung, belum
saatnya, ia pikir.
Semenjak itu Iteung nggak pernah
hubungin Ajo Kawir lagi. Di satu sisi, Ajo Kawirlah yang merasa sangat
kehilangan. Ia tidak bisa tidur dan sering mabuk-mabukan karena memikirkan
Iteung, gadis yang dikasihinya. Akhirnya Ajo Kawir yang tidak kuasa membendung
kerinduannya (ahoy!) memutuskan untuk menemui Iteung. Ia berhasil menemui
Iteung di kolam ikan milik Pak Lebe dimana ia pertama kali bertemu Iteung.
Ditempat itu Ajo Kawir dan Iteung terlibat perkelahian. Iteung memang memiliki
keahlian bela diri dan termasuk dalam geng apalah namanya itu lupa, geng yang
sering berkelahi deh pokoknya. Babak belur Ajo Kawir dihajar oleh Iteung, satu
lagi, ia tidak melawan dan hanya tersenyum sambil menahan bertubu-tubi pukulan
yang dilesakkan oleh Iteung. Badannya boleh sakit, lebam, dan penuh darah,
tetapi hatinya diliputi kebahagiaan karena ia bisa kembali melihat pujaan
hatinya, dihadapannya, sedang menghajar dirinya.
Di akhir perkelahian Ajo Kawir berkata
lirih, seperti berbisik “Iteung, Aku mencintaimu.” And finally setelah Ajo Kawir nembak Iteung ala-ala film perang
jaman dulu yang harus berdarah-darah heula
baru romantis-romantisan, mereka jadian dan berencana menikah. Waaah happy
ending ya ceritanya?
Eitsssss, jangan sedih. Cerita nggak
berakhir di Januari disitu. Ternyata setelah mereka menikah, Iteung
hamil (bukan anak ajo Kawir pastinya karena yhaaa tau sendiri alasannya apa),
kemudian Ajo Kawir pergi dari rumah karena merasa kecewa dengan Iteung. Ia
menjadi supir truk, berkelana menjadi seseorang yang “tenang” dan tidak mau
berkelahi lagi (karena dulu ia sering berkelahi). Ia merasa “burungnya” yang “tenang”
itu telah mengajarinya banyak hal mengenai hidup ini. Tidak semua permasalahan
harus diselesaikan dengan otot, dengan emosi, dengan menggebu-gebu, dengan
berkelahi. Permasalahan juga bisa diselesaikan dengan “tenang”.
Kalo penasaran dengan endingnya si “burung”
bisa bangun lagi atau enggak, coba silahken kalian baca sendiri bukunya ya. Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas
karya Eka Kurniawan.
Annyeong!!!
Coin Casino | Bonus Codes | CasinoWow.com
BalasHapus› Casino › Casino 메리트 카지노 고객센터 Online casino games are fun! Enjoy a variety of different slot games from many 인카지노 of 샌즈카지노 the largest online casinos. Get the latest bonuses and offers at CasinoWow.com.